Mencari Keheningan di Sumbawa, Pulau Moyo Tempatnya

Written By bopuluh on Kamis, 24 Oktober 2013 | 21.26

MUNGKIN wisatawan dalam dalam negeri belum banyak mengetahui keberadaan Pulau Moyo.
Namun untuk wisatawan mancanegara, Pulau Moyo di utara Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara
Barat (NTB) sudah memiliki nama. Pulau Moyo selama ini identik dengan Amanwana Resort,
sebuah hotel berbintang lima dengan atap khas berbentuk tenda yang menjadi incaran para
selebriti kelas dunia.

Di resor mewah inilah mendiang Putri Diana pada pertengahan Agustus 1993 mengunjungi
Pulau Moyo. Selama tiga hari Putri Diana tinggal di pulau eksotis yang tenang dan jauh dari
kebisingan serta keramaian itu untuk menikmati alam Moyo. Nama pulau ini pun kian
mendunia. Sejumlah artis Hollywood, termasuk musisi Mick Jagger, serta mantan kiper
nasional Belanda dan mantan kiper Manchester United, Edwin van der Sar pernah
bertandang ke pulau ini.

Pulau Moyo masuk dalam Kabupaten Sumbawa. Pulau dengan luas 32.044,86 ha ini
berpenduduk 1.944 jiwa (sensus 2010). Pulau ini dijadikan Taman Wisata Alam Laut dengan
luas 6.000 hektar sejak dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan no.
308/KPTs-11/1986 pada tanggal 29 September 1986 dan dibawah pengendalian Badan
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Barat.

Bagi Kabupaten Sumbawa, Moyo adalah ikon pariwisata Sumbawa karena keindahan alamnya
dan sangat terkenal di dunia internasional. "Moyo dalam bahasa Samawa berarti 'tengah'
sehingga kami munculkan Festival Moyo pada September 2013 dengan menampilkan atraksi
budaya dan wisata unggulan di Kabupaten Sumbawa," kata  Kepala Dinas Pemuda, Olahraga,
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa, H Amri S.sos, MSi, di Sumbawa Besar,
Jumat (18/10/2013).

Jangankan mengundang wisatawan domestik, warga Sumbawa pun belum semua tahu atau
pernah menginjakkan kaki ke Pulau Moyo. Wajar saja, untuk menyeberang ke Pulau Moyo dari
Sumbawa membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Belum lagi jadwal kapal yang tidak pernah
pasti serta jumlahnya yang masih sangat terbatas. Untuk transportasi udara, maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines menerbangi rute Lombok-Sumbawa (pp) setiap Selasa, Jumat, dan Minggu. Selain Merpati, rute Lombok-Sumbawa juga dilayani Trans Nusa setiap hari.

Berkat bantuan Widijatmoko -- akrab disapa Erick -- yang membangun web www.pulaumoyo.com jadilah Kompas.com, Akhmad Zulfikri (Humas Merpati Nusantara
Airlines), dan Barry Kusuma (blogger) menyeberang ke Pulau Moyo melalui pantai di Kenanga Beach Cottage, Rabu (16/10/2013). Pukul 07.00 suara mesin kapal memecah kesunyian pagi dan melaju mengarah ke timur menuju Moyo. Matahari pagi pun turut mengiringi kapal mengarungi lautan ke pulau yang dikenal sepi dan hening itu.  

Selama ini warga Pulau Moyo menyeberang ke Sumbawa menggunakan kapal berdaya tampung 50 orang yang disumbangkan Amanwana Resort. Bagi warga Moyo tidak dikenakan biaya alias gratis menuju Sumbawa di mana jadwal penyeberangan setiap seminggu sekali yakni Kamis. Namun untuk penumpang umum dikenakan biaya Rp 15.000. Biasanya kapal inilah yang digunakan wisatawan atau backpackers untuk mengenal lebih dekat keindahan Moyo.

Labuhan Aji di Pulau Moyo adalah pelabuhan bagi kapal yang mengangkut penduduk Moyo dan
wisatawan. Selama di Moyo, pilihan wisatawan menginap bisa di rumah penduduk atau
penginapan sederhana. Kompas.com sempat menginap di penginapan milik Pak Syukur
dengan tarif per malam Rp 150.000. "Itu sudah termasuk makan tiga kali sehari," kata Erick.

Kebanyakan rumah-rumah penduduk di Moyo berada di dekat pantai. Kediaman mereka
berbentuk rumah panggung. Listrik di Desa Labuhan Aji hanya berfungsi di malam hari saja. Di Labuhan Aji hanya ada satu Sekolah Dasar (SD).

Selama berada di Pulau Moyo, wisatawan harus bersiap-siap menghadapi cuaca yang panas
terik dan kondisi jalan yang tidak rata dan hanya bisa dilalui sepeda motor. Jangan bermimpi
menemukan mobil di Moyo. Pasalnya Moyo "menjual" keaslian alam dan kesunyian kepada
wisatawan.

Selain keindahan bawah laut yang memesona, Pulau Moyo juga menawarkan keindahan air
terjun yang masih alami yakni Diwu Mbai dan Mata Jitu. Untuk menuju air terjun Diwu Mbai
dari Labuhan Aji, satu-satunya angkutan adalah ojek dengan tarif Rp 25.000. Tiba di lokasi
air terjun pengunjung dikenakan karcis masuk sebesar Rp 10.000. Air terjun Diwu Mbai
sehari-hari selalu diramaikan anak-anak penduduk sekitar. Mereka bercanda ria, berayun-ayun dengan tali yang diikat di sebatang pohon sambil melompat ke air yang mengalir jernih. Sungguh bahagia melihat keceriaan mereka.

Kalau Anda ingin melihat air terjun dengan ketinggian melebihi Diwu Mbai serta kejernihan
airnya yang benar-benar wah, keluarkan uang Rp 60.000 untuk menyewa ojek menuju Mata
Jitu. Menuju Mata Jitu, dibutuhkan kehati-hatian karena jalan tanah dan menanjak. Panas
terik membuat debu-debu beterbangan sehingga jarak antar satu ojek dengan ojek lain tidak
terlalu berdekatan untuk menghindari debu di siang bolong.

Perjalanan selama 30 menit dari Labuhan Aji dan jalan yang kurang bersahabat seketika
terbayar saat Anda tiba di Mata Jitu. Untuk menuju air terjun ini harus dilanjutkan lagi dengan
berjalan kaki sekitar 5-10 menit menerobos hutan. Sampai di air terjun Mata Jitu, Anda akan
dibuat terpesona oleh keindahannya. Airnya sungguh jernih, bebas polusi. Tak salah bila
mendiang Putri Diana saat mengunjungi Moyo menyempatkan diri mandi dan merasakan
kesejukan air terjun di tengah hutan belantara ini.

Usai mengunjungi kedua air terjun, tanpa terasa matahari mulai condong ke barat. Sempatkan waktu mengisi sore hari dengan snorkeling dan menikmati matahari terbenam (sunset) di Takat Sagele sekitar 1 kilometer sebelah barat Labuhan Aji. Anda harus menggunakan perahu menuju pulau mungil yang dipenuhi karang ini. Jika berbicara mengenai pantai, ada banyak pilihan pantai eksotis di Moyo. Anda bisa ke Raja Sua, Ai Manis atau Tanjung Pasir.

Untuk berlibur di Pulau Moyo selama 3 hari 2 malam, Erick membuat paket tur di mana
wisatawan mengeluarkan biaya sebesar Rp 1,8 juta per orang. Paket ini sudah termasuk
pesawat Lombok-Sumbawa (pp), menginap semalam di Sumbawa, menyeberang ke Moyo,
mengunjungi air terjun Diwu Mbai dan Mata Jitu, snorkeling di Takat Sagele, menginap di
Moyo serta city tour di Kota Sumbawa. "Saat balik ke Sumbawa, wisatawan diajak mampir
dahulu di Tanjung Pasir untuk snorkeling sekitar sejam. Tapi jumlah peserta minimal harus 4
orang," kata Erick.

Editor : I Made Asdhiana


Anda sedang membaca artikel tentang

Mencari Keheningan di Sumbawa, Pulau Moyo Tempatnya

Dengan url

http://healthyheartofusall.blogspot.com/2013/10/mencari-keheningan-di-sumbawa-pulau.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Mencari Keheningan di Sumbawa, Pulau Moyo Tempatnya

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Mencari Keheningan di Sumbawa, Pulau Moyo Tempatnya

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger